Sebut Kiai Asep Ulama Hikmah, Syaikh A’la dari Mesir Ceramah 4 Kali dalam sehari di Amanatul Ummah
MOJOKERTO, Pondok Pesantren Amanatul Ummah kembali mendapat kunjungan ulama Mesir. Kali ini ulama muda, Syaikh A’la Muhammad Mustofa Na’im. Ulama ini sangat diganderungi oleh anak-anak muda, terutama para mahasiswa di Mesir.
Syaikh berwajah tampan yang dikenal santun itu tiba di Amanatul Ummah seusai salat jemaah Subuh. Tepatnya, saat Prof KH Asep Saifuddin Chalim membaca kitab Mukhtarul Ahadits di depan para santrinya di Masjid Raya KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Ahad (30/4/2024) pagi.
Syaikh A’la langsung mencium tangan Kiai Asep, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amnatul Ummah, dengan penuh ta’dzim dan tawadlu. Begitu juga rombongan Syaik A’la.
Kiai Asep kemudian memperkenalkan Syaik A’la kepada para santrinya. Menurut Kiai Asep, Syaikh A’la adalah ulama muda berasal dari Alexandria atau Al Iskandariyah Mesir. Yang akhlaknya sangat tinggi.
Akhlak Syaikh A’la memang luar biasa. Saking tinggi akhlaknya setiap orang menium tangannya ia selalu membalas mencium tangannya. Apalagi kepada ulama seperti Kiai Asep. Ia langsung mencium tangan Kiai Asep begitu tiba di Masjid Raya KH Abdul Chalim Amanatul Ummah.
Para santri Amanatul Ummah berebut mencium tangan Syaikh A’la Muhammad Mustofa Na’im di Masjid Raya KH Abdul Chalim, Ahad (30/6/2024). Foto: M Sulthon Neagara/bangsaonline.
Syaikh A’la adalah santri Syaikh Abdul Baits Al Kattani, seorang ulama dan muhaddits besar di Mesir. Syaikh Abdul Baits Al Kattani juga dikenal sangat zuhud. Ulama yang semasa hidupnya selalu hidup sederhana itu wafat tak lama berselang.
Setelah itu Kiai Asep mempersilakan Syaihk A’la menyampaikan ceramah kepada para santrinya.
Penampilan Syaikh A’la sangat menarik. Ia tampil komunikatif dan atraktif. Saat ceramah ia tak duduk atau berdiri seperti umumnya para mubaliigh. Tapi berjalan dan akatif mendekati audien, para santri. Ia tampil tak ubahnya seorang motivator.
Tema utama ceramahnya tentang ikhlas. Menurut dia, ibadah itu terdiri dari dua jenis. Yaitu ibadah tubuh (jasad) dan ibadah hati. Ikhlas itu adalah bagian dari ibadah hati.
Syaikh A’la menceritakan kisah seorang ulama atau guru yang berjalan menuju suatu tempat bersama rombongan muridnya. Tiba-tiba ada orang tak dikenal melemparkan kerikil kepada ulama dan rombongan murid tersebut. Karuan saja para muridnya marah melihat guru mereka disakiti.
“Kenapa kamu melemparkan kerikil pada kami, kepada guru kami? Kenapa kamu menyakiti guru kami. Jangan menyakiti guru kami,” ucap para murid itu seperti diceritakan oleh Syaikh A’la.
Namun respons ulama atau sang guru berbeda. Ia tak marah, meski dilempari kerikil. Sang ulama atau guru itu justru minta para muridnya tidak marah.
“Wahai muridku, kita ini banyak maksiat dan dosa, seharusnya orang yang banyak dosa diadzab Allah dengan api yang sangat panas. Tetapi kita hanya dihukum dengan batu yang sangat kecil. Maka seharusnya kita bersyukur dan jangan marah karena Allah hanya memberikan batu kerikil, sementara batu neraka itu sangat panas,” ucap Syaikh A’la didengarkan serius oleh seluruh santri.
Peristiwa ini, menurut Syaikh A’la, menununjukkan bahwa seorang ulama tidak semata melihat pada kejadian itu. Tapi melihat hikmahnya.
“Ulama itu selalu melihat hikmah,” kata Syaikh A’la.
Syaikh A’la Muhammad Mustofa Na’im dan rof KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: MMA/bangsaonline.
Syaikh A’la mengungkapkan bahwa Allah Maha Memberi, dan tidak ada yang bisa memberi kecuali Allah. Namun Allah juga Maha Menahan, tidak ada yang bisa menahan sesuatu kecuali dengan izin Allah SWT. Artinya, seorang guru tersebut tidak melihat apa yang dilakukan orang lain terhadap dirinya, tetapi guru tersebut melihat hikmah yang terjadi pada kejadian itu. Karena manusia tidak luput dari dosa. Namun karena kewelasan Allah SWT, kita hanya dihukum dengan lemparan batu kecil di dunia.
“Orang yang melihat hikmah dekat dengan Allah,” kata Syaih A’la.
Menurut Syaikh A’la, sifat ulama atau guru itu ada pada diri Kiai Asep Saifuddin Chalim. Kiai Asep, menurut Syaikh A’la adalah ulama hikmah. Yaitu ulama yang selalu melihat sesuatu dari sudut pandang hikmah. Sehingga Kiai Asep selalu dekat dengan Allah.
Bahkan setiap menyampaikan fragmen cerita hikmah Syaikh A’la selalu mengakhiri dengan menyebut Kiai Asep sebagai contoh figur ulama hikmah.
“Kiai Asep selalu dekat dengan Allah. Kiai Asep tak peduli apa yang dikatakan orang. Kiai Asep tak butuh keridlaan manusia tapi butuh keridlaan Allah SWT,” kata Syaikh A’la.
Yang juga menarik, setiap selesai menyampaikan fragmen cerita, Syaikh A’la selalu meminta santri untuk menyampaikan ulang fragmen ceritanya. Santri yang bisa menyampaikan fragmen cerita secara benar – sesuai cerita yang disampaikan Syaikh A’la, diberi hadiah. Para santri pun tertarik. Banyak santri Amanatul Ummah yang mengacungkan tangan.
Penampilan Syaikh A’la Muhammad Mustofa Na’im saat memberikan cerama di tengah-tengah para santri PP Amanatul Ummah, Ahad (30/4/2024). Foto: MMA/bangsaonline
Tampaknya metode ceramah ala Syaikh A’la itu sangat efektif. Buktinya, para santri menyimak secara cermat setiap fragmen cerita yang disampaikan Syaih A’la. Setidaknya, ada tiga santri dan santriwati yang diberi kesempatan untuk menyampaikan cerita ulang dengan tema berbeda.
“Mumtaz, mumtaz, mumtaz,” kata Syaikh A’la setiap santri Amantul Ummah lolos menyampaikan fragmen cerita secara benar seperti apa yang diceritakan Syaikh A’la.
Seusai Syaikh A’la menyampaikan ceramah, Kiai Asep langsung memimpin tahlil untuk Syaikh Abdul Baits Al-Kattani. Kiai Asep pernah silaturahim ke kediaman Syaikh Abdul Baits. Saat itu Kiai Asep diantar oleh Syaikh A’la. Syaikh Abdul Baits Al Kattani tinggal di Provinsi Aleksandria atau Al-Iskandariyah Mesir.
Hubungan Kiai Asep dengan Syaikh A’la memang cukup dekat. Kiai Asep juga pernah berkunjung ke pesantren atau lembaga pendidikan yang diasuh Syaikh A’la di kawasan Alexandria. Saat itu Kiai Asep didampingi istrinya, Nyai Alif Fadhilah, Rektor Universitas KH Abdul Chalim (UAC), Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Muhib), Warek UAC Dr Fadly Usman, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE M. Mas’ud Adnan dan lainnya.
Bahkan saat Kiai Asep berkunjung ke Mesir tahun 2023, Syaikh A’la inilah yang mengantar Kiai Asep bertemu sejumlah ulama besar Mesir. Antara lain silaturahim ke Syaikh Abdul Baits.
Syaikh A’la juga mengantar Kiai Aep ke Syaikh Sahawi yang berdomisili di Kota Al Mahallah Al Kubra atau El-Mahalla El-Kubra Mesir. Syaikh Sahawi adalah Imam Madzhab Syafi’i yang otoritasnya diakui semua ulama Mesir.
Selain menyampaikan ceramah di depan para santri Amanatul Ummah, Syaikh A’la juga ceramah di depan para mahasiswa dan dosen serta guru di Universitas KH Abdul Chalim (UAC). Acara di UAC berlangsung sejak pukul 10 pagi.
Syaikh A’la juga ceramah di Guest House UAC dengan audien yang berda.
“Baru selesai sore, ceramah sampai empat kali,” kata Kiai Asep Saifuddn Chalim kepada BANGSAONLINE.
Post Comment