×

Ngaji Kitab Kuning Fathcul Qorib,Kiai Asep: Bersiwak Mendatangkan Ridloh Illahi

Ngaji Kitab Kuning Fathcul Qorib,Kiai Asep: Bersiwak Mendatangkan Ridloh Illahi

MOJOKERTO (AmanatulUmmah.com) – Zaman nabi dan rosul, membersihkan mulut dilakukan dengan memakai kayu arok, zaitun atau tangkai kurma. Yang di zaman modern ini, dilakukan dengan menyikat gigi dengan ditambah pasta gigi. Jadi hukum bersiwak dan menyikat gigi itu sunnah.

BACAAN LAINNYA

Hal ini dijelaskan oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, saat mengaji kitab kuning Fatchul Qorib, di halaman sekolah Madarah Aliyah Amanatul Ummah, Kamis, 23-2-2023.Membersihkan gigi yang dimaksud adalah menghilangkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, membersihkan gigi yang berwarna kuning yang menempel pada gigi dan gusi, serta menghilangkan bau mulut. 

“Siwak membuat bersih mulut dan mendatangkan ridho Allah,” kata Kiai Asep. 

Bersiwak merupakan sunnah para rasul-rasul terdahulu. Yang pertama kali bersiwak adalah Nabi Ismail ‘alaihi sallam. Terdapat lebih dari satu hadits yang menjelaskan tentang siwak dan motivasi untuk melakukannya. Ini menunjukkan bahwa siwak adalah sunnah yang sangat ditekankan untuk diamalkan. 

Imam Nawawi rahimahumullah berkata, “Siwak hukumnya sunnah dan tidak wajib dalam keadaan apapun, baik ketika hendak shalat maupun dalam kondisi lain”.

Dua manfaat penting bersiwak:

1. Manfat duniawi yaitu akan membersihkan mulut. 

2. Manfaat ukhrawi yaitu akan mendapatkan keridhoan Allah. 

Ini menunjukkan perbuatan yang ringan bisa menghasilkan kebaikan dan pahala yang agung. 

Disamping membersihkan gigi dan mulut dengan siwak juga bermanfaat untuk menjaga kebersihan dan bau mulut serta bermanfaat bagi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit.

Lebih dianjurkan setiap hendak sholat, baik sholat wajib mau pun sholat sunnah, melakukan siwak. Bagi orang yang berpuasa, dianjurkan dilakukan setelah makan sahur, dan setelah berbuka. 

Cara bersiwak adalah, membaca niat dulu. “Nawaitu siwak asunnatan lillahita’allah,” kata Kiai Asep.

Setelah itu baru menggosok gigi dan gusi dimulai dari sisi mulut sebelah kanan, kemudian ke kiri. Dalil yang menunjukkan hal ini karena kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diterangkan dalam hadits berikut :

“ Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menyukai memulai pada bagian kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam urusannya yang penting semuanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Para ulama berselisih pendapat apakah memegang siwak menggunakan tangan kanan ataukah tangan kiri ?

Sebagain ulama berpendapat menggunakan tangan kanan. Bersiwak adalah termasuk sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sunnah adalah ketaatan kepada Allah Ta’ala. Ketaatan kepada Allah tidak layak dilakukan dengan yang kiri. Karena ini adalah termasuk ibadah maka yang lebih utama adalah menggunakan tangan kanan. 

Sebagian ulama yang lain berpendapat yang lebih utama adalah dengan tangan kiri karena bersiwak adalah termasuk membersihkan kotoran. Kegiatan membersihkan kotoran adalah menggunakan tangan kiri seperti saat melakukan istinja’ atau isitijmar. 

Sebagian ulama yang lainnya memberikan perincian. Jika niat bersiwak untuk membersihkan kotoran seperti saat bangun tidur atau membersihkan sisa makan dan minum maka menggunakan tangan kiri karena ini termasuk perbuatan membersihkan kotoran.

 Jika niatnya untuk melaksanakan sunnah maka menggunakan tangan kanan karena hal ini semata perbuatan ibadah. Seperti bersiwak ketika hendak wudhu atau ketika akan sholat maka menggunakan tangan kanan. 

Menyikapi peerbedaan pendapat di atas, dalam kitabnya, Syaikh Muhammad bin Shalih al‘Utsaimin rahimahullah menyimpulkan bahwa dalam masalah ini perkaranya luwes dan fleksibel, bisa menggunkan tangan kanan maupun tangan kiri. Tidak ada dalil yang jelas dan tegas dalam masalah ini. 

Kapan saja kita bersiwak ? Bersiwak hendaknya dilakukan manakala kita berwudhu, ketika hendak sholat, ketika membaca Al Qur’an, ketika masuk rumah, Ketika hendak sholat malam. (Moch. Nuruddin)

sumber : https://amanatulummah.com/ngaji-kitab-kuning-fathcul-qoribkiai-asep-bersiwak-mendatangkan-ridloh-illahi/

Post Comment